Saat ini kita hidup dalam era perubahan yang lebih cepat dari sebelumnya. Percepatan perkembangan teknologi informasi, komputer, programming, otomasi, smartphone, media sosial, dan lainnya merubah tatanan kehidupan kita. Selain percepatan perubahan teknologi, kita pun saat ini hidup dalam dunia yang nyaris tanpa batas, dunia yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Permasalahan di satu negara dapat berdampak ke negara lain.
Era perubahan yang semakin cepat ini mengakibatkan suatu ketidakpastian yang jauh lebih besar dari era sebelumnya. Perusahaan saat ini tidak lagi bisa menikmati kestabilan seperti era sebelumnya. Perubahan bergerak sangat cepat, perusahaan yang terbaik-pun bisa gugur akibat adanya perubahan. Kita tentunya masih ingat bagaimana dulu Nokia merajai pasar Handphone di Indonesia, namun kemudian tergusur oleh Blackberry dengan layanan BBM-nya. Namun Blackberry pun tidak bertahan lama akibat tergusur oleh aplikasi Android yang melayani komunikasi antar platform handphone.
Dalam persyaratan ISO 9001:2015 klausul 6.1 meminta perusahaan untuk mempertimbangkan risiko dan peluang dalam melakukan perencanaan Sistem Manajemen Mutu, kemudian klausul 5.1.1 Kepemimpinan dan Leadership, perusahaan diminta untuk mempromosikan pola pikir berbasis risiko. Mengapa ISO 9001:2015 memberi perhatian cukup besar terhadap Risiko dan Peluang?
Alasannya supaya perusahaan/organisasi selalu bertumbuh dalam menghadapi tantangan dan peluang yang berkaitan dengan core business.ISO 9001:2015. ISO 9001:2015 mengajak perusahaan untuk tidak lagi fokus pada pengendalian rutinitas dan hanya melakukan evaluasi atau perbaikan atas masalah yang terjadi saat ini. ISO 9001:2015 mengajak perusahaan untuk berpikir lebih kedepan, mengidentifikasi isu yang sedang dan akan terjadi beberapa tahun ke depan dan melakukan evaluasi risiko dan peluang atas isu tersebut. Sehingga nasib perusahaan kita tidak seperti Nokia, Blackberry maupun perusahaan besar lain lagi yang tinggal namanya.
ISO 9001:2015 menempatkan persyaratan Risiko dan Peluang dalam klausul perencanaan (planning), menambahkan persyaratan program kerja untuk mencapai sasaran mutu (klausul 6.2), dengan tujuan perusahaan dapat secara terus menerus memantau perubahan, melakukan evaluasi risiko dan peluang dan melakukan tindakan sebelum masalah tersebut terjadi (konsep pencegahan) atau mempersiapkan perusahaan untuk dapat menangkap peluang, agar perusahaan tidak kehilangan kesempatan.
ISO 9001:2015 juga sadar bahwa penerapan manajemen risiko tidak akan bisa berjalan tanpa adanya perubahan pola pikir. Jika Perusahaan masih menggunakan pola pikir lama yang fokus pada rutinitas dan baru melakukan tindakan setelah muncul masalah, maka penerapan manajemen resiko hanya akan dianggap sebagai beban. Namun jika pola pikir perusahaan sudah berubah, maka persyaratan terkait risiko dan peluang akan menjadi suatu kebutuhan. Kebutuhan untuk bisa bertahan hidup dalam era perubahan yang berjalan lebih cepat dari sebelumnya.
Butuh training memahami penerapan risk based thinking dalam ISO 9001:2015 di perusahaan Anda, kami siap memberikan in-house training risk based thinking. Silahkan menghubungi kami di HP/WA: 081361454283 atau email ke: technical.support@tsakaizenconsulting.com / deasy@tsakaizenconsulting.com